Bagaimana Menyusun Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen?


Salam suatu penelitian penggambaran tentang “apa yang diteliti atau dijelaskan”, dalam penelitian komunikasi (secara kuantitatif), tentu berkaitan dengan fenomena komunikasi, yakni segala gejala yang berkaitan dengan segala aktivitas manusia sebagai mahluk sosial dalam mengekspresikan ungkapan hatinya ketika berinteraksi dan berrelasi sosial dengan manusia-manusia lainnya, baik secara verbal maupun nonverbal, baik secara langsung maupun melalui media. Setiap gejala komunikasi atau gejala sosial itu dinyatakan dalam bentuk variabel-variabel. Variabel merupakan konsep yang memiliki variasi nilai, yang berlandaskan pada asumsi teoretis dari teori a pripori tertentu. Jadi, dalam menetapkan variabel-variabel penelitian, selain berpedoman pada realitas (fenomena) yang ada, juga harus mengacu pada teori tertentu yang dianggap relevan untuk digunakan sebagai landasan dalam mengungkapkan fenomena yang bersangkutan.

Variabel-variabel yang akan diteliti, secara eksplisit harus tercermin di dalam rumusan masalah, identifikasi masalah, dan tujuan penelitian yang akan diformulasikan setelah uraian LBM. Oleh karena itu, agar variabel-variabel yang tercantum dalam ketiga subbab itu tidak terkesan ujug-ujug dan mengada-ada, maka sinyalemennya harus sudah ada pada LBM. Misalnya, kita akan mengungkapkan fenomena: “Bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa tentang materi perkuliahan tertentu serta faktor-faktor apa yang berkaitan dengan fenomena itu?”. Maka yang pertama-tama harus kita jelaskan adalah bahwa tingkat pemahaman mahasiswa tentang materi perkuliahan merupakan salah satu efek dari proses belajar dan pembelajaran. Lalu, proses belajar dan pembelajaran kita tegaskan sebagai salah satu wujud proses komunikasi (komunikasi instruksional). Selanjutnya kita perlu menelusuri teori apa yang relevan untuk mengungkapkan fenomena efektivitas peroses belajar (komunikasi instruksional) itu. Misalnya, kita temukakan teori kredibilitas komunikator yang salah satu asumsi teoretisnya (proposisinya) adalah “bahwa perubahan sikap dan perilaku khalayak sasaran komunikasi dipengaruhi oleh kredibilitas komunikatornya”. Dengan demikian, variabel utama dalam penelitian itu adalah Kredibilitas Dosen (Varaiebl X) dan Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Materi Perkuliahan (Variabel Y). Dengan masih merujuk pada teori kredibilitas, kredibilitas komunikator misalnya diartikan sebagai seperangkat penilaian komunikan pada keahlian (expertness), sifat-sifat dapat dipercaya (trustworthiness), dan daya tarik (attractiveness) yang dimiliki komunikator, sedangkan perilaku komunikan diartikan sebagai tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan yang diampaikan dosen di ruang kuliah.

Apabila instrumen penelitaian, misalnya, kuesioner atau angket, yang kita gunakan disusun sendiri dan belum terbukti validitas dan reliablitasnya, maka instrumen itu harus diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Validitas instrumen menyangkut tingkat ketepatan alat ukur itu untuk digunakan mengukur apa yang akan kita ukur. Sedangkan reliabilitas instrumen menyangkut tingkat ketetapan hasil pengukuran yang diperoleh jika instrumen tersebut digunakan beruiang-ulang pada waktu dan tempat yang berbeda.

Banyak pilihan untuk menetukan validitas instrumen penelitian, misalnya validitas konstruk, validitas isi, validitas prediktif, validitas eksternal, dan lain-lain. Begitupula mekanisme uji reliabilitas instrumen (Silakan baca buku-buku metode penelitian kuantitatif yang ada di lemari buku Anda!).


0 komentar:

Posting Komentar

please comment :